Menu
Ketika Bahasa Menjadi Kendala
Di sebuah kampung kecil di tepi sungai, hidup Rustam — pemuda sederhana dengan hati yang tulus, dan Ratih — gadis cantik yang menjadi bunga desa. Namun, cinta mereka harus terhenti ketika Datuk yang terpandang datang melamar Ratih demi menjaga nama baik keluarga.
Bisik-bisik kampung semakin memperkeruh keadaan. Ratih terhimpit antara cinta dan kewajiban, sementara Rustam berjuang mempertahankan harga dirinya. Fitnah, tekanan keluarga, hingga maruah yang dipertaruhkan membuat perjalanan cinta mereka tak lagi mudah.
Apakah cinta sejati akan menemukan jalannya, ataukah Ratih harus menyerahkan hati demi kehormatan keluarga?
Sebuah kisah penuh pergulatan batin, pilihan sulit, dan keberanian untuk menentukan jalan hidup.
---
***
Pikiran saya melayang ketika membaca cerita ini, rasanya kembali ke masa kecil saya yang tinggal jauh dari pulau jawa, di ujung Kalimantan. Dulu Kalimantan Timur, sekarang menjadi Kalimantan Utara. Pulau Bunyu, pulau yang dikelilingi lautan. Sulit mendapatkan sayuran segar, lebih banyak tangkapan ikan laut sebagai makanan utama.
Informasi yang didapat melalui televisi kebanyakan dari negara Malayasia, karena pulau Bunyu lebih dekat ke negara Tawau. Jadi bahasa yang saya kuasai tentu bahasa melayu. Kadang anak-anak lebih cepat menyerap apa yang mereka dengar. Beruntunglah saya!
Ketika keberuntungan itu menjadi suatu yang merugikan, saya tidak terlalu ambil pusing, karna itu hanya menyangkut bahasa. Membaca tulisan sendiri kadang tiba-tiba pop up pemberitahuan, apakah tulisan yang saya baca itu mau diterjemahkan? What! Itukan bahasa Indonesia saya pikir. Mengapa harus diterjemahkan? Ternyata ... dianggap tulisan itu bahasa melayu.
Tanpa sadar, saya menulis sesuai dengan bahasa yang sudah saya pelajari dari kecil.
Bagaimana menurut Anda? Ada yang pernah mengalami seperti saya?
Love, Audy
Tragedi Dalam Keluarga
Seperti tidak percaya ketika Pak Dilman mendengar kabar anak kesayangannya jatuh dari motor.
Nyonya ... ?
Zaman sekarang kan sudah pakai internet! Jadi semuanya gampang. Begitu kira-kira pernyataan yang terjadi di zaman sekarang ini.
Maafkan Saya
Setelah beberapa kali, akun di banned, buat baru, di banned lagi, muncul lagi ... Hiks! Lelah!
Mengolah Kata
Semua orang dewasa pasti sudah pernah merasakan kepahitan hidup. Berharap pada manusia merupakan hal yang paling pahit.
https://tarunirenungan.blogspot.com/2025/04/renungan-hari-ini_27.html
Saya rasa pertanyaan seperti di bawah ini ada aja.
32 Tahun Pernikahan
Masuk ke 32 tahun, seperti biasa Hubby lupa hehehe. Mau marah? Aih ... sudahlah! Habis energi!
Sticker Lucu
Seru banget kalau sudah ngerjain project baru. Ini belum terlalu banyak, tapi di kepala sudah banyak idenya.